Saturday, February 21, 2009

Melalaikan yang Terutama

Kapan seseorang melalaikan sesuatu di dalam kehidupannya...?
Di saat dia bersemangat?
Di saat dia menghadapai tantangan?
Di saat seseorang sedang dalam kesedihan dan gundah gulana?
Atau justru di saat seseorang sedang dalam keadaan yang paling baik di dalam kehidupannya?

Di usia berapakah seseorang bisa melalaikan sesuatu dalam kehidupannya?
Di usia belia, atau anak-anak?
Di usia remaja dan pemuda?
Di usia dewasa?
Atau di usia di mana tangan ini sudah mulai bergetar dan tubuh ini tak kuat lagi berjalan?

Kapan pun dan di dalam usia berapa pun, seseorang bisa saja melalaikan sesuatu di dalam kehidupannya. Penulis sangat terkejut dan ditempelak kembali saat KEDUA BELAS rasul berkata, "Kami tidak merasa puas (it would not be right) karena kami melalaikan (neglect) Firman Allah untuk melayani meja."
Penulis merasa di dalam kehidupan saat ini, di mana pekerjaan pelayanan begitu "menghantui" penulis justru melalaikan yang terpenting, yaitu firman Allah.

Apa yang membuat penulis seperti ini? Di saat banyak pikiran dan pekerjaan yang harus diputuskan dan diselesaikan, justru firman itu tidak dijadikan tuntunan dan pedoman yang pasti.
Penulis sedang dalam keadaan yang cukup "sekarat" saat ini untuk terus berjuang di dalam menikmati firman Allah. Firman yang indah, firman yang hidup.

Hufff. . . tidak menjadi jaminan ketika empat tahun penuh, kepala ini diisi dengan banyak hal yang dipelajari bersama di sebuah tempat "penggojlogan" para pekerja Kristus.

Gusti....gusti Yesus!!! Kawula nyuwun kakiyatan dumateng ngarsanipun Paduka! Mugi sabda Pangandika saged maringi kabingahan lan ayem tentremipun manah kawula punika!!
Kawula nyuwun sanget ing ngarsanipun Gusti Pangeran ingkang Mahakuwaos!!!

. . . . . . . di dalam kebingungan yang dalam, curahan hati ini tergoreskan. . . . . . . . .

No comments:

Post a Comment