"Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1Tim. 4:12)
29 April 2000, di dalam sebuah acara KKR anak muda yang diadakan di salah satu gereja presbyterian di Solo, saya bertobat. Percaya kepada Tuhan Yesus dan menerimanya menjadi Tuhan dan Juruselamat. Saya mengakui dosa, berdoa dan meminta Yesus Kristus untuk masuk ke dalam hidup dan hati saya serta mengubahkannya.
Selang setahun kurang, tepatnya 8 April 2001, saya mengaku percaya di hadapan jemaat Tuhan sebagai saksinya, setelah mengikuti kelas katekisasi yang ada. Ayat di atas, terus berusaha saya ingat, bahkan saya tulis di lembaran putih terakhir Alkitab saya bagian belakang. Di hari-hari pelayanan saya saat ini, ayat itu terus terngiang-ngiang di dalam pikiran dan hati saya, semakin keras dan semakin keras, bahkan saya merasa semakin berat. Supaya saya menjadi teladan!
Saya boleh saja menjadi hamba Tuhan yang super sibuk melayani, menjadi hamba Tuhan yang super dalam pengetahuan teologi, menjadi hamba Tuhan layaknya superman. Tetapi tanpa keteladanan, di mata Tuhan dan jemaat-Nya saya tidak lagi bisa menjadi kesaksian yang hidup.
Teladan, sesuatu yang nampaknya sederhana memang, tetapi di dalamnya mengandung sesuatu yang sangat luar biasa. Luar biasa berjuang keras untuk menjadi teladan, bahkan dalam hal-hal yang kecil, namun juga akan menjadi luar baisa memberikan kesaksian dan pengaruh bagi setiap orang yang melihat, mendengar dan hidup bersama-sama di dalam pelayanan.
Di dalam perenungan saya, seringkali muncul pertanyaan, "Di mana keteladananmu?" Bukan hanya kepada dan di hadapan umat Tuhan yang adalah orang-orang kunci di gereja, bukan hanya pada saat dilihat oleh orang-orang saja, dan bukan pula hanya sekadar memenuhi '"tuntutan dinas" belaka. Apalagi jika harus menjadi teladan di saat usia ini masih muda. Mungkin. . ., mungkin saja akan lebih "mudah" belajar keteladanan dari seorang yang sudah sepuh, berwibawa dan tentunya sudah banyak makan asam garam kehidupan. Namun rupanya firman Tuhan tidak berkata demikian! Bahkan di dalam kemudaan, saya sebagai pria yang masih "bau kencur" pun, firman-Nya mengatakan jadilah teladan! Sebenarnya bukan "hanya" karena saya menjadi hamba-Nya dan dituntut untuk menjadi contoh, namun juga karena saya adalah anak dan murid-Nya, berarti saya harus hidup seperti Bapa saya dan Guru saya hidup.
Woowww. . .!!! Perkara mudah? Bukan, dalam pikiran saya! Namun, saya harus belajar tekun dan taat, mulai dari yang terkecil, bagaimana saya menjaga integritas kehiduan saya, di hadapan Tuhan dan orang lain. Biarlah ini terus menjadi PR bagi saya, juga bagi kita semua. Rupanya ayat yang diberikan pendeta saya tanggal 8 April 2001 itu tidak salah, tepat, tepat sekali untuk mempersiapkan saya. Medan yang terbuka sudah di depan mata, saya harus terus tekun dan taat, serta bertekad untuk bisa menjadi teladan, bukan semata karena kata dan tuntutan orang, tetapi sesuai dengan standar firman Allah.
"Di mana keteladananmu?" Aku akan berusaha mengerjakannya dengan setia!
Hi…
ReplyDeleteAda info penting banget nih.. Tahun ini Jawaban.Com kembali mengadakan event gede-gedean untuk Para Bloger Kristen, yaitu Christian Indonesian Blogger Festival 2009 (CIBfest 2009). CIBfest kali ini bertema "Menjadi Jawaban Melalui Kreativitas Yang Berdampak". Ada hadiah berupa uang tunai Rp. 15 Juta Rupiah untuk 3 orang pemenang.Pastikan kamu ikutan juga Writing Competitionnya, siapa tahu hasil tulisan kamu terpilih untuk dibukukan! Yupz, Jawaban.Com bekerjasama dengan PT. Elex Media Komputindo akan menerbitkan buku kumpulan karya finalis CIBfest. Kamu ingin ikut terlibat dalam event ini? Caranya gampang dan Gratis!!! Ayo buruan daftar!! Pendaftaran terakhir tgl 30 Agustus 2009 loh.. Jadi log on langsung ke www.cibfest.jawaban.com
Di tunggu yaaa….. God Bless…